Header Ads

Berdoa, "Ya Allah, jadikan dia pendampingku" - Tanya Jawab Ustadz


Tanya:
Assalamu'alaikum. 
Ustadz, saya mau tanya: 

(1) Bolehkah kita berdoa untuk orang lain? 
(2) Bolehkah juga kita berdoa, "Ya Allah, berikanlah hidayah kepada si fulan, dan semoga dia menjadi pendampingku."

Karena kebetulan saya suka sama seorang ikhwan. Dia orang baik, tapi sayang belum mengenal sunnah. Saya setiap shalat sering berdoa, semoga beliau diberikan hidayah oleh Allah. Alhamdulillah, orang tua saya juga kenal sama si dia. Mohon penjelasan dan nasihatnya. Syukran.  (Sara Aida, Bekasi, 0856xxxxxx8)

Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Orang Islam dianjurkan berdoa untuk kebaikan dirinya dan saudaranya yang beriman, seperti mendoakan orang tuanya yang beragama Islam, agar diampunia dosanya, dan dirahmati serta diterima amal baiknya. Bahkan para sahabat disifati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai orang yang mendoakan kebaikan dan pengampunan untuk saudaranya seislam yang lain.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya,

"Ya Rabb kami, beri ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami. Dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Hasyr: 10)

Berdoa agar orang kafir diberi petunjuk untuk masuk Islam juga dibolehkan. Bahkan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berdoa agar orang kafir mendapatkan petunjuk, karena beliau tahu bahwa hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Mahamengabulkan doa. Rasulullah pernah berdoa yang artinya:

"Ya Allah, berilah petunjuk suku Daus." (HR. al-Bukhari: 2937)

Adapun berdoa untuk kebaikan pria yang belum mengerti sunnah rasulullah, pada asalnya boleh. Tetapi menurut pengamatan kami -Wallahua'lam- sebaiknya jika pria yang mau diharapkan untuk menjadi suaminya, segera disurh belajar sunnah, dengan cara menyampaikan melalui orang tua atau cara lainnya yang aman dari fitnah. Tentu jika orang tua menyetujui keinginan putrinya dengan pria yang dimaksud. 

Anjuran itu bisa dilakukan dengan kata-kata semisal, "Ada fulanah yang mau menikah denganmu, jika kamu mau mengaji sunnah." Sehingga dia bisa memberi jawaban. 

Mengapa demikian? Karena dengan doa saja tidak cukup bila tidak disertai dengan usaha yang nyata. Dan kita tidak tahu pula, dia mau menikah dengan wanita yang mengharapkannya atau tidak.

Wallahua'lam

dinukil dari Rubrik Konsultasi PraNikah yang diasuh oleh Ustadz Aunur Rofiq Bin Ghufron, Lc.
Majalah Al Mawaddah , Vol. 93, Rabiul Awwal 1437 H, halaman 5

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.