10 Faktor Penghalang dalam Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, namun ada
10 Faktor Penghalang dalam Menuntut Ilmu
Apa sajakah itu?
1. Niat yang salah
Niat merupakan dasar dan rukun sebuah amal. Apabila niat itu salah dan rusak, maka amal yang dikerjakan akan ikut salah dan rusak pula sesuai kadar kesalahan dan kerusakan pada niatnya.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (pahala dari amalnya) sesuai dengan apa yang ia niatkan." (Muttafaq Alaih)
2. Ingin Terkenal dan Cari Popularitas
Ini sebenarnya masuk dalam pembahasan niat. Namun karena sangat pentingnya permasalahan ini, maka harus diuraikan secara tersendiri. Ingin terkenal dan ingin tampil adalah penyakit kronis yang tidak seorang pun dapat selamat darinya, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Ta'ala.
Bisyr bin Al-Harits mengatakan,
"Tidalah bertakwa kepada Allah orang yang mencintai popularitas." (Siyar A'lam An-Nubala', 11/216)
3. Lalai Menghadiri Majelis Ilmu
Para ulama salag mengatakan,
"Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi." Tetapi saat ini, kita bisa katakan, "Ilmu itu datang sendiri, bukan kita yang mendatanginya, kecuali beberapa hal saja."
Saat ini majelis-majelis ilmu banyak dibentuk dan pelajaran-pelajaran yang disampaikan juga banyak. Jika kita tidak memanfaatkan, niscaya kita akan gigit jari penuh penyesalan di kemudian hari, di mana yang tidak ada lagi gunanya.
Seandainya kebaikan yang ada dalam majelis-majelis ilmu tersebut hanya berupa ketenangan bagi yang menghadirinya, dan rahmat Allah Ta'ala yang meliputi mereka, tentulah cukup dua hal itu saja sebagai pendorong untuk menghadirinya. Lalu, bagaimana jika ia mengetahui bahwa orang yang menghadirinya akan memperoleh dua keberuntungan, yaitu ilmu yang bermanfaat dan ganjaran pahal di akhirat?
4. Beralasan dengan Banyaknya Kesibukan
Alasan ini dijadikan oleh setan sebagai penghalang dalam menuntut ilmu. Berapa banyak saudara kita yang telah dinasihati dan dimotivasi untuk menuntut ilmu syari, tetapi setan menggoda dan membujuknya. Orang yang menyia-nyiakan kesempatan mencari ilmu, maka kesibukannya membuat ia tidak dapat menghadiri majelis ilmu. Ia menjadikannya sebagai alasan yang sengaja dibuat-buat, sehingga ketidakhadirannya di majelis ilmu memiliki alasan yang jelas.
Berbagai kesibukan yang ada adalah penyebab utama yang menghalangi seorang penuntut ilmu menghadiri majelis ilmu dan memperoleh ilmu yang banyak. Tetapi, orang yang Allah ta'ala bukakan mata hatinya, ia akan mengatur waktunya dan menggunakannya sebaik mungkin, sehingga memperoleh manfaat yang banyak.
5. Menyia-nyiakan Kesempatan Belajar di Waktu Kecil
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan,
"Belajar hadits di waktu kecil bagai mengukir di atas batu." (Jami' Bayan Al-Ilm wa Fadhlih, 99)
Sebelum kita disibukkan oleh orang lain, direpotkan dengan berbagai urusan, dan menyesal seperti orang yang telah mengalaminya, maka manfaatkanlah masa muda untuk menuntut ilmu syar'i. Ini bukan berarti orang yang sudah tua boleh berputus asa dalam menuntut ilmu. Karen, hakikatnya seluruh umur yang kita miliki adalah kesempatan untuk menuntut ilmu, dan menuntut ilmu adalah ibadah.
6. Enggan Mencari Ilmu
Di antara penyebab enggan mencari ilmu adalah adanya alasan untuk berkonsentrasi mengikuti informasi terkini dan mengetahui peristiwa yang sedang terjadi.
Orang yang enggan menuntut ilmu dan menghafalkannya, namun menyibukkan diri dengan mengikuti berita koran dan majalah, radio, televisi, internet dan mencurahkan waktu dan tenaganya untuk hal yang demikian, kemudian berupaya mengatasi permasalahan dengan pandangannya yang kerdil tanpa merujuk kepada para ulama, maka ia merugi dan ia akan mengetahui kerugiannya nanti di kemudian hari.
Tidaklah musibah itu terjadi kecuali ada jalan keluarnya dalam Al Quran dan As Sunnah. Ini adalah perkara yang tidak perlu diragukan lagi.
7. Menilai Baik Diri Sendiri
Yang dimaksud adalah seseorang merasa senang memuji dirinya sendiri, dan dia pun memberikan julukan-julukan yang dia sukai pada dirinya sendiri. Dia juga merasa senang apabila mendengar orang lain memujinya.
Ingatlah bahwa merasa diri baik itu pada umumnya merupakan perbuatan yang tercela, kecuali pada beberapa perkara saja yang sesuai dengan aturan-aturan syariat. Allah Ta'ala berfirman yang artinya,
"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci, Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An Najm: 32)
Merasa diri baik dan suka dipuji oleh orang adalah salah satu pintu masuk setan kepada hamba-hamba Allah. Berhati-hatilah!
Merasa diri baik dan suka dipuji oleh orang adalah salah satu pintu masuk setan kepada hamba-hamba Allah. Berhati-hatilah!
8. Tidak Mengamalkan Ilmu
Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab tidak berkahnya ilmu.
Allah Ta'ala mencela orang-orang semacam itu, Allah Ta'ala berfirman yang artinya,
"(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. As-Shaff: 3)
Allah Ta'ala mencela orang-orang semacam itu, Allah Ta'ala berfirman yang artinya,
"(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. As-Shaff: 3)
Oleh karena itu, para salafush sholeh adalah orang yang paling bersemangat dalam mengamalkan ilmu mereka. Ketahuilah, mengamalkan ilmu akan membantu dalam penjagaan terhadap ilmu itu sendiri.
9. Putus Asa dan Rendah Diri
Sungguh sikap berputus asa dan merasa rendah diri adalah penyebab terbesar dari kegagalan dalam menuntut ilmu. Jangan merasa rendah diri jika Anda memiliki hafalan yang lemah, lemah pemahaman, lambat dalam membaca atau cepat lupa. Semua penyakit ini akan hilang jika Anda meluruskan niat dan mencurahkan segenap usaha.
Semua itu bisa diperoleh melalui kesungguhan yang terus menerus, dan yang terutama adalah karena taufik dari Allah Ta'ala. Maka janganlah pernah berputus asa, bersungguh-sungguhlah dalam berusaha kemudian perbanyaklah berdoa meminta kemudahan serta kepahaman ilmu dari Allah Ta'ala.
Tidak diragukan lagi, meninggalkan maksiat merupakan sebab terbesar yang dapat membantu seseorang dalam menguatkan hafalannya.
10. Sikap Menunda-nunda
Sikap menunda-nunda menurut sebagian ulama salaf merupakan tentaranya iblis yang akan menyerbu manusia. Sikap menunda-nunda adalah, seorang hamba berangan-angan untuk melaksanakan suatu hal setelah beberapa waktu dari umurnya berlalu. Orang ini tidak tahu bahwa ajal dapat menjemputnya setiap saat.
Sebagian penuntut ilmu lebih suka untuk menunda-nunda pekerjaannya beberapa waktu, dia berkata, "Aku akan mulai menghafal matan tersebut pada hari ini dan itu, aku akan mulai membaca kita tersebut setelah mengerjakan ini dan itu."
Terkait hukum dari perkataan semisal ini ada perinciannya:
Jika pada saat dia mengucapkan perkataan tersebut dalam keadaan sibuk membaca atau menghafal, maka sesungguhnya dia ada di dalam kebaikan, namun ia hanya berpindah dari satu kebaikan menuju kebaikan lainnya.
Adapun jika maksud dari ucapannya tersebut semata-mata untuk menunda-nunda pekerjaan dan baru akan memulainya pada hari ini dan itu, mak tidaklah diragukan lagi bahwa hal ini termasuk tipu daya iblis. Karenanya wajib atas setiap orang yang mendambakan ilmu dan menghiasi dirinya dengan sifat ahli limu. Hendaknya dia tidak menyia-nyiakan sesaat pun waktunya, bacalah kisah-kisah para salaf niscaya kita akan takjub terhadap cara mereka memanfaatkan waktunya.
Demikianlah 10 Faktor Penghalang dalam Menuntut Ilmu. Semoga Allah menjaga kita dan kita dimudahkan dalam menuntut ilmu serta dijauhkan dari faktor-faktor tersebut.
Wallahua'lam bish showwab
Wallahua'lam bish showwab
Sumber:
Adab dan Kiat dalam Menggapai Ilmu, karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah As-Sadhan, penerbit Darus Sunnah.
Post a Comment