Ayah dan Anak Laki-Laki
source image pixabay |
Akhir-akhir ini marak pemberitaan media tentang kejahatan seksual yang korbannya adalah anak-anak lelaki. Kasus group Facebook pedofil, pornografi anak, sampai gay anak-anak serta banyak lagi kasus yang bahkan menjurus ke arah kriminalitas yang melibatkan atau bahkan mengorbankan anak laki-laki.
Dulu, mungkin kita berfikir bahwa mengasuh anak laki-laki itu mudah, sebagaimana kita para ayah membesar, bermain dengan kawan-kawan di luar rumah, sebelum adzan maghrib berkumandang sudah sampai di rumah. Tetapi masalahnya, kita kurang sadar bahwa zaman sudah banyak berubah, keterlibatan kita para ayah dalam mengasuh dan membesarkan anak lebih besar dibanding orang tua kita dahulu.
Dunia yang makin lama makin kompleks membuat kita habis di luar rumah memenuhi kebutuhan hidup, kalaupun ada sisa di rumah, keceriaan kita sudah habis menguap ditelan macetnya jalan raya.
Akhirnya, anak laki-laki kita membesar jauh dari ayahnya. Alih-alih mendapatkan pendidikan awal pra baligh, mengalami masa perubahan fisik dan psikologis alias balighpun tanpa diketahui sang ayah.
Anak-anak pun membesar dalam lingkungan yang kurang sehat, atau lingkungan yang kita sangka sehat padahal penuh dengan virus penyakit akhlak tanpa kita ketahui.
Kita lupa, bahwa anak laki-laki adalah pemimpin masa depan, paling tidak pemimpin keluarga, dia juga yang mempunyai keharusan untuk bisa mengambil sikap, sebagai qawwam. Artinya, dengan tugas masa depan yang begitu berat, menghadapi masa yang makin berat, dengan fakta biologis mudahnya lelaki terjebak ke dalam lumpur syahwat, akankah kita biarkan anak-anak membesar dan mempelajari tugas yang berat itu sendiri? Atau belajar dari kawan-kawan? Atau bahkan dunia maya?
Tugas ayah yang penting dalam mengasuh anak lelaki sejak dini adalah untuk mendidik masalah malu dan kemaluan di samping urusan menjaga pandangan.
Dari mulai menutup pintu ketika membuang air, istinja yang baik dan benar, menjaga kemaluan dari terlihat orang hingga pembicaraan masalah pubertas, harus dilakukan dengan ayah.
Sampai urusan tugas pekerjaan di rumah, anak lelaki harus diberikan tugas pekerjaan rumah, baik itu menyapu maupun mengepel atau tugas lain.
Di samping itu, mendekatkan anak lelaki ke masjid adalah satu keharusan, syaratnya si ayah pun harus rajin shalat lima waktu di masjid, biarkan anak-anak kira berdiri di antara barisan lelaki dewasa.
Intinya, anak lelaki harus disiapkan sejak dini agar tidak terpeleset ketika menginjak usia dewasa, karena anak-anak lelaki hari ini akan menjadi manusia dewasa yang bisa jadi menanggung beban tanggung jawab yang lebih besar dibanding kita hari ini.
Masih ada yang bertanya kenapa mengasuh anak lelaki ayah harus dominan ?
Karena si ayah adalah lelaki tulen yang banyak mempunyai kesamaan dengan si buyung.
@faisalsundani
#Fatherhood
#TarbiyahPubertas #SelfReminder
sumber grup facebook Parenting with Elly Risman & Parenting
Post a Comment